Kamis, 01 Januari 2009

Dubes Palestina Berterima Kasih


Faris Mehdawi

01/01/2009 17:46 - Konflik Israel-Palestina

Liputan6.com, Jakarta: Duta Besar Palestina untuk Indonesia Faris Mehdawi berterima kasih kepada Indonesia. Berbagai demonstrasi mengutuk agresi militer Israel di berbagai daerah di Indonesia maupun penggalangan bantuan dari pemerintah dan masyarakat telah membantu meringankan penderitaan penduduk Jalur Gaza yang menjadi korban serangan militer Negeri Zionis. "Anda tidak bisa diam manakala melihat kejahatan seperti ini, seperti yang telah diwahyukan Tuhan," ucap Faris di Jakarta, Kamis (1/1).

Menurut Faris, kondisi Gaza saat ini sangat memprihatinkan. Lantaran itulah, apa pun bantuan yang diberikan sangat dinantikan. Menindaklanjuti hal ini, Forum Persahabatan Indonesia-Palestina berencana menggalang dana selama sepuluh hari ke depan. Setelah terkumpul, bantuan tersebut disalurkan melalui Kedutaan Besar Palestina di Indonesia [baca: Massa PKS dan FPI Datangi Kedubes AS].

Adapun Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, malam ini dijadwalkan terbang ke Qatar guna menggelar pertemuan informal dengan sesama anggota Persatuan Ulama Internasional. Mereka berencana mendesak negara-negara Arab berbuat sesuatu untuk mencegah agresi Israel ke Palestina.

Sementara di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, sejumlah tokoh agama dan ribuan remaja masjid menggelar zikir dan doa bersama atas penderitaan rakyat Palestina. Mereka juga mengutuk serangan udara membabi buta Israel yang mengakibatan kematian ratusan warga Palestina di Jalur Gaza.

Hingga hari ini Israel terus membombardir Jalur Gaza. Satu di antara bangunan yang menjadi sasaran peluru kendali atau rudal Negeri Yahudi adalah rumah sakit. Kondisinya luluh lantak. Keselamatan para pasien pun terancam. Sehari sebelumnya, rudal Israel sengaja menyasar sebuah masjid yang mereka tuding sebagai tempat penyimpanan roket Qassam [baca: Gempuran Berlanjut di Tiga Kota].

Di tengah upaya dunia menghentikan konflik, Amerika Serikat kembali menunjukkan keberpihakan pada sekutu kuatnya, Israel. Rancangan Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa berisi tuntutan gencatan senjata di Jalur Gaza yang diajukan Libya atas nama 22 negara anggota Liga Arab dimentahkan AS sebelum pemungutan suara digelar. Perwakilan Negeri Adidaya beralasan rancangan resolusi tidak berimbang atau cenderung berpihak. Sebab di dalamnya tidak memuat desakan agar Hamas menghentikan serangan roketnya [baca: AS Kembali Membela Israel].

Tentu sikap Amerika makin melenggangkan Israel menggempur Gaza sehingga kelompok Hamas pun terus melawan dengan roket-roketnya. Buktinya, saat ini ratusan tank Merkava Israel semakin merangsek ke perbatasan Gaza. Ini berarti, setelah hampir 400 nyawa melayang, semua itu belum mampu membuat konflik di Timur Tengah tersebut segera berakhir.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

Tidak ada komentar: