Sabtu, 03 Januari 2009

Pemimpin Senior Hamas Tewas Dirudal Israel


Kawasan Jabalia, Gaza yang dibombardir rudal Israel.
Liputan6.com, Gaza: Seorang pemimpin senior Hamas, Nizar Rayyan meninggal ketika rudal Israel menghajar rumahnya di kawasan Jabalia, Gaza Utara, Jumat (2/1). Serangan membabi-buta pasukan Zionis ini juga menewaskan 12 orang lainnya termasuk istri dan anak Nizar Rayyan.

Rudal Israel juga membombardir perbatasan Gaza-Mesir termasuk lorong-lorong bawah tanah yang diduga dijadikan sarana pasokan senjata Hamas. Hingga kini korban tewas dinyatakan lebih dari 400 orang. Meski terus dikecam, Israel belum akan menghentikan serangan hingga Hamas takluk.

Inilah konflik yang tak pernah berhenti sejak negara Israel berdiri 1948. Warga Israel merasa sah menempati kawasan itu meski banyak warga Arab yang terusir. Itulah yang membuat negara-negara Arab terlibat dalam pertikaian termasuk dalam perang pada tahun 1948.

Perang enam hari juga terjadi pada 1967 dan berlanjut pada 1973. Tahun 80-an, perebutan kawasan yang diduduki Israel kemudian melahirkan gerakan Intifada atau kebangkitan kembali. Anak-anak muda Palestina berjibaku melawan senjata berat Israel dengan batu dan katapel.

Bosan dengan konflik, awal 90-an pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina, Yasser Arafat lalu menyetujui perjanjian Oslo. Intinya, pihak Palestina memiliki wilayah di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Ada yang menyambut namun tak sedikit yang menentang termasuk kelompok Hamas.

Hamas menganggap Perjanjian Oslo sebagai kekalahan warga Palestina karena masih banyak wilayah lain yang diduduki Israel sejak 1948 dan perang 1967. Itulah kenapa Hamas tak pernah berdamai dengan Israel. Lebih lagi setelah Israel sejak Sabtu lalu membombardir Gaza.(JUM)

Tidak ada komentar: